Pertumbuhan Ekonomi Bali 2022 Tumbuh Positif 4,84%


BISNIS NEWS | BALI — Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ekonomi Bali triwulan IV 2022 tetap tumbuh tinggi  sebesar 6,61% (yoy), walaupun melandai dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 8,10% (yoy). 

Realisasi pertumbuhan ekonomi Bali yang masih cukup tinggi ini terutama didukung oleh semakin  membaiknya aktivitas pariwisata pasca COVID-19 dan penyelenggaraan event internasional KTT G20. 

Sementara itu, pertumbuhan ekonomi Bali triwulan IV 2022 tertahan antara lain disebabkan oleh pola historis pasca panen raya hortikultura, peningkatan curah hujan yang berdampak terhadap produktivitas pertanian, kenaikan harga komoditas akibat inflasi, dan penurunan ekonomi negara maju pasar utama wisman Bali. 

Dengan perkembangan tersebut, ekonomi Bali keseluruhan 2022 tumbuh positif 4,84% (yoy) dari kontraksi -2,46% (yoy) di 2021. 

Pertumbuhan ekonomi Bali triwulan IV 2022 terutama ditopang oleh meningkatnya kinerja Lapangan Usaha (LU) terkait pariwisata, yaitu transportasi dan pergudangan, penyediaan akomodasi dan makan minum (Akmamin), serta Pengadaan Listrik dan Gas. Perbaikan kinerja pariwisata Bali juga sejalan dengan tingginya pertumbuhan jumlah wisatawan yang mencapai 84,60% (yoy) pada triwulan IV 2022 seiring dengan penyelenggaraan puncak KTT G20 Presidensi Indonesia di Bali serta penambahan satu 
maskapai international direct flight bersamaan dengan momentum Hari Besar Keagamaan Nasional (HKBN) Nataru. 

Lebih lanjut, pelaksanaan berbagai events strategis di Bali dan diberlakukannya kebijakan full capacity untuk angkutan udara juga mendorong kunjungan dan aktivitas pariwisata, khususnya LU Transportasi dan Pergudangan dan Akmamin. Sementara itu, kinerja LU pengadaan listrik dan gas juga meningkat seiring peningkatan yang siginifikan penjualan dan konsumsi listrik konsumen bisnis karena intensitas aktivitas pariwisata dan events strategis. 
 
Berdasarkan sisi pengeluaran, berlanjutnya pemulihan ekonomi Bali terutama bersumber dari lonjakan pertumbuhan komponen ekspor luar negeri sejalan dengan peningkatan ekspor jasa. Hal ini tercermin dari kenaikan kunjungan wisatawan mancanegara yang mencapai 970 ribu orang pada triwulan IV 2022, lebih tinggi dibandingkan triwulan IV 2021 yang hanya mencapai 8 orang akibat masih adanya pembatasan Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN). Selanjutnya, konsumsi rumah tangga yang tetap terjaga dan investasi yang terakselerasi seiring dengan momentum HBKN Nataru, serta penyelesaian pembangunan infrastruktur prioritas nasional dan berlanjutnya beberapa proyek pemerintah dan swasta. 

Bank Indonesia memprakirakan perekonomian Bali tetap tumbuh tinggi pada triwulan I 2023, namun melandai dibandingkan triwulan IV 2022 seiring dengan normalisasi jumlah kedatangan wisatawan pasca HBKN Nataru dan libur sekolah akhir tahun, serta berakhirnya international event KTT G20. Dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan ekonomi Bali keseluruhan 2023 diperkirakan relatif moderat dari 2022. Selain karena pengaruh faktor base effect, adanya pelambatan pertumbuhan ekonomi global juga ikut memberikan andil. Namun demikian, masih terdapat potensi yang mendukung perekonomian Bali 2023 seperti penyelenggaraan event berskala nasional maupun internasional secara offline, pengembangan visa second home untuk meningkatkan length of stay wisatawan, mulai dibukanya border China sebagai pasar utama wisata Bali, serta masih berlanjutnya sejumlah insentif fiskal pemerintah untuk mendorong aktivitas konsumsi masyarakat Bali.