BISNIS NEWS | JAKARTA — Wakil Ketua DPD RI Mahyudin akan menerapkan strategi pembangunan secara menyeluruh sekaligus sinkron dengan pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, jika terpilih menjadi gubernur Kaltim pada Pilkada 2024 mendatang.
Menurutnya, pembangunan di Kaltim harus menyeluruh sekaligus sinkron dengan kemajuan pembangunan IKN yang berlokasi di wilayah Kaltim.
"Misalnya kondisi saat ini di Kota Balikpapan yang sudah ramai dan macetnya banyak ruas jalan, akibat banyaknya pendatang. Tentu akan tambah macet lagi jika ada migras besar-besaran penduduk ke IKN yang diperkirakan sekitar 4 juta orang," katanya, saat menggelar buka puasa bersama tokoh masyarakat Kaltim, di Paser, Kamis (4/4/2024).
Dari masalah kemacetan di Kota Balikpapan itu saja, menurutnya mengindikasikan bahwa Kaltim sebagai wilayah penyangga IKN perlu mempersiapkan diri dengan pembangunan yang tersinkronisasi dengan dinamika pembangunan IKN.
"Bisa dibayangkan jika tidak dipersiapkan dengan baik infrastruktur dan pelayanan trasportasi publiknya, maka pembangunan daerah penyangganya akan jomplang sekali, dengan pembangunan IKN," katanya.
Mahyudin juga memandang urgensinya pembangunan jalan bebas hambatan untuk menghubungkan antar kota/kabupaten di Kaltim, misalnya jalan bebas hambatan dari Sangata sampai Samarinda.
"Di tempat lain seperti Paser, agar cepat berlembang maka tidak ada pilihan mungkin perlu dibangun jembatan atau mungkin kanal bawah laut yang menghubungkan Balikpapan-Penajam. Karena transportasi kapal ferry selama ini tidak lagi efektif," katanya.
Selain itu, Mahyudin bertekad menjalankan industrialisasi di Kaltim. Seperti membangun beberapa kawasan industri, seperti dari Maloy batota sampai Paser. Sehingga tambahnya, Kaltim ke depan tidak lagi bertumpu hanya pada galian dan tambang.
"Kalau tidak diniatkan nanti kita akan terus bertumpu pada galian dan tambang yang saat ini sudah mencapai 55 persen dari PDRB Kaltim. Padahal, 10 sampai 15 tahun tambang batu bara audah selesai. Ditambah lagi industrialisasi akan lebih banyak menyerap angka pengangguran di Kaltim yang relatif tinggi," katanya.
Menurut senator asal Kaltim ini, industrialisasi sudah menjadi keharusan. Melalui pemanfaatan kekayaan sumber daya alam Kaltim seperti sawit, dengan membangun industrialisasi turunanya.
"Tidak boleh lagi olahan sawit seperti CPO itu keluar dari Kaltim. Sehingga downstreamnya seperti pabrik minyak goreng, sabun, margarin, dan sebagainya bisa diolah di Kaltim, agar memberikan nilai tambah bagi pendapatan daerah dan membuk lapangan kerja," katanya.
Pembangunan menyeluruh dan sinkron di Kaltim, menurut Mahyudin juga harus menyentuh sektor sumber daya manusia. Dimana menurutnya berdasarkan data jumlah penduduk jenjang pendidikan S2 dan S3 di Kaltim tidak sampai satu persen.
"Kaltim harus mendorong tingkat pendidikan, agar SDM berdaya saing. Sehingga keberadaan IKN tidak menjadi bencana dengan tersingkirnya penduduk asli dari pendatang yang diperkirakan akan banyak bermigrasi ke wilayah Kaltim," pungkasnya. (*)