Nilai Tukar Rupiah Anjlok, Ketua MPR RI Minta Antisipasi Dampak Terburuk
BISNIS NEWS | JAKARTA — Pemerintah didorong segera mengantisipasi potensi anjloknya nilai tukar rupiah yang telah menembus Rp16.000 per dolar Amerika Serikat (AS). Mengacu data Google Finance, rupiah berada di posisi Rp16.059 per dolar AS, pada Senin (15/4).
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS diperkirakan akan terus melemah saat pasar domestik perdagangan mata uang rupiah kembali dibuka pada Selasa (16/24) usai libur Lebaran Idulfitri 2024.
"Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia harus segera melakukan proyeksi nilai tukar rupiah sebagai langkah untuk mengantisipasi dampak terburuk dari tekanan nilai tukar dolar AS terhadap rupiah," kata Ketua MPR RI Bambang Soesatyo usai menghadiri acara halal bihalal di Kantor DPP Partai Golkar Jakarta, Senin malam (15/4).
Selanjutnya, Bank Indonesia melaksanakan strategi yang telah ditentukan dari hasil proyeksi tersebut, sehingga dapat menjaga kestabilan moneter dan mencegah nilai rupiah semakin anjlok.
Bamsoet meminta Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia makin kreatif dan inovatif dalam merumuskan kebijakan untuk mengatasi pelemahan rupiah. Kemenkeu sebagai otoritas kebijakan fiskal bisa mengakselerasi APBN semaksimal mungkin. Karena, APBN merupakan sumber penting dalam memutar ekonomi nasional.
"Selain itu, hal yang perlu didorong pada saat sulit seperti ini adalah memudahkan akses perbankan," kata Bamsoet.
Bank Indonesia sebagai otoritas moneter bisa melonggarkan aturan dalam pemberian kredit, terutama kebijakan kredit tanpa jaminan harus diperluas untuk sektor-sektor produktif usaha kecil menengah rakyat (UMKM).
Bamsoet juga meminta tidak ada satu pihak pun yang menjadi spekulan dengan memanfaatkan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS untuk mendapatkan keuntungan pribadi.
"Posisi rupiah sekarang berada di posisi terendah sejak 26 tahun terakhir," kata Bamsoet.
Sebelumnya, mata uang Rupiah pernah mencapai level terendah di Rp16.800 per dolar AS pada 17 Juni 1998. Karenanya, seluruh warga negara Indonesia harus bersatu, bergandengan tangan, dan sama-sama melakukan tindakan nyata memulihkan nilai tukar rupiah. Bukannya malah memanfaatkan situasi dengan mencari keuntungan pribadi.