BREAKING NEWS

Karyawan SPBU Jual Kopi Merupakan Kondisi Job Insecurity


BISNIS NEWS | KENDAL – Fenomena unik terjadi di salah satu Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Shell ketika stok Bahan Bakar Minyak (BBM) kosong dan tidak ada aktivitas pengisian bahan bakar. Agar tetap produktif, para karyawan berinisiatif menjual kopi, snack, hingga menawarkan jasa antar ke pelanggan.

Kondisi ini seketika menjadi sorotan publik karena menunjukkan bagaimana pekerja harus beradaptasi dengan keadaan yang serba tidak pasti. Daripada menganggur, pekerja memilih mencari alternatif pekerjaan agar tetap bisa memberikan pelayanan maksimal kepada pelanggan.

"Fenomena karyawan SPBU yang berjualan kopi karena stok bensin kosong tersebut bisa dikaitkan dengan kondisi job insecurity dan ketidakpastian kerja. Pekerja yang seharusnya bertugas melayani konsumen dalam pengisian BBM beralih ke aktivitas lain, dan ini menunjukkan kondisi dimana pekerja harus menyesuaikan diri dengan situasi di luar deskripsi kerja formal mereka," kata Pemerhati Ketenagakerjaan, Dani Satria, di Kendal, Jawa Tengah, pada Selasa (23/09/2025).

Menurut Dani, jika pekerjaan utama tidak bisa dijalankan karena hambatan faktor eksternal, maka pekerja berisiko kehilangan pendapatan tambahan atau insentif dari aktivitas utama. Oleh karena itu, karyawan mencari alternatif agar tetap produktif meskipun di luar bidang kompetensinya.

“Fenomena ini menggambarkan kerentanan pekerja di sektor formal yang ternyata tidak sepenuhnya terlindungi dari kondisi faktor eksternal perusahaan. Mereka harus melakukan kerja tambahan yang tidak sesuai kompetensi karena adanya tekanan situasi,” imbuh Dani.

Dani menambahkan, saat ini situasi ketenagakerjaan nasional sendiri juga tidak sepenuhnya kondusif. Data terbaru mencatat korban Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) tembus 44 ribu orang pada Agustus 2025. Ketidakpastian ini juga terlihat dari fenomena sejumlah bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan swasta yang mengurangi jumlah kantor cabang.

Meskipun begitu, terdapat kabar positif bahwa data lowongan kerja (loker) online naik 15% dalam beberapa waktu terakhir. Namun, peningkatan ini hanya terkonsentrasi di wilayah Jakarta Bogor Depok Tangerang Bekasi (Jabodetabek), Jawa Barat dan Jawa Timur, serta umumnya bukan pada jenis pekerjaan kantoran. Perlu dipahami juga, apabila kuantitas penambahan loker online tersebut ternyata adalah replacement (penggantian karyawan resign), maka ini tentu tidak memberikan kontribusi penambahan lapangan kerja secara signifikan.

“Di sisi lain, generasi Z saat ini menyumbang angka terbesar dalam jumlah pengangguran nasional. Pemerintah berupaya mengatasi hal tersebut melalui program magang kerja digaji UMP yang rencananya akan memberikan uang saku kepada 20 ribu fresh graduate selama enam bulan. Apabila program ini dapat berjalan baik, harapannya kuotanya dapat ditambah lagi di tahun mendatang,” ujar Dani.

Dani berpendapat bahwa program pengentasan kemiskinan pada dasarnya harus dimulai dari tersedianya lapangan pekerjaan yang layak. Berdasarkan riset kualitatif di lapangan, Indonesia cukup banyak memiliki Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang muncul juga disebabkan karena faktor banyaknya pengangguran, sehingga mereka berwirausaha karena tidak ada pilihan pekerjaan lain. Program unggulan pemerintah yang sudah berjalan secara nasional seperti pembukaan dapur Makan Bergizi Gratis (MBG) diharapkan juga mampu untuk membuka lapangan kerja layak, baik di kota maupun di desa. (*)